Di era digital yang terus berkembang, batas antara perangkat elektronik semakin kabur. Salah satu tren yang mencuri perhatian adalah penggunaan TV sebagai pengganti monitor komputer. Dengan layar besar, resolusi tinggi, dan harga yang semakin terjangkau, banyak pengguna mulai mempertimbangkan TV untuk kebutuhan produktivitas, gaming, dan hiburan.
Namun, apakah TV benarbenar bisa menggantikan fungsi monitor? Apa kelebihan dan kekurangannya? Mari kita bahas lebih dalam tren ini di tahun 2025.
1. Mengapa TV Semakin Diminati sebagai Pengganti Monitor?
Beberapa tahun lalu, menggunakan TV sebagai monitor dianggap kurang optimal karena respon waktu rendah (input lag), pixel density yang rendah, dan ukuran yang terlalu besar. Namun, di tahun 2025, teknologi TV telah berkembang pesat, membuatnya layak dipertimbangkan untuk berbagai keperluan.
Faktor Pendorong Tren Ini:
✔ Layar Lebih Besar dengan Harga Terjangkau – TV 4K 55inch sekarang lebih murah dibanding monitor ultrawide highend.
✔ Resolusi Tinggi (4K, 8K, bahkan OLED) – Cocok untuk desain grafis dan gaming.
✔ Refresh Rate Tinggi (120Hz, 144Hz, bahkan 240Hz) – TV gaming seperti LG C3 OLED atau Samsung QN90C menyaingi monitor gaming.
✔ Fitur Canggih seperti VRR, ALLM, dan HDR – Mendukung pengalaman visual lebih imersif.
✔ Konektivitas Lengkap (HDMI 2.1, USBC, eARC) – Memudahkan koneksi ke PC, konsol, dan perangkat lain.
2. Kelebihan Menggunakan TV sebagai Monitor
a. Pengalaman Multitasking yang Lebih Baik
Dengan layar 40inch hingga 85inch, pengguna bisa membuka banyak jendela sekaligus tanpa merasa sesak. Cocok untuk:
Video editing & graphic design (timeline lebih lebar).
Trading & analisis data (banyak chart terbuka).
Programming (coding dengan banyak tab IDE).
b. Kualitas Gambar yang Lebih Cinematic
TV modern mendukung:
Warna lebih akurat (DCIP3, 10bit panel).
Kontras tinggi (OLED & MiniLED).
HDR (Dolby Vision, HDR10+) untuk dinamika warna lebih hidup.
c. Gaming yang Lebih Memukau
Dengan fitur seperti:
Auto Low Latency Mode (ALLM) – mengurangi input lag.
Variable Refresh Rate (VRR) – menghilangkan screen tearing.
Response time cepat (<5ms pada TV gaming highend).
Bermain game di TV 4K 120Hz dengan HDR memberikan pengalaman yang jauh lebih memuaskan dibanding monitor biasa.
3. Kekurangan & Tantangan Menggunakan TV sebagai Monitor
Meski menjanjikan, penggunaan TV sebagai monitor tetap memiliki beberapa kelemahan:
a. Pixel Density yang Lebih Rendah
TV 55inch 4K memiliki 80 PPI (pixels per inch), sedangkan monitor 27inch 4K memiliki 163 PPI.
Jika duduk terlalu dekat, teks dan ikon terlihat kurang tajam.
Solusi:
Pilih TV dengan resolusi 8K (jika budget memungkinkan).
Gunakan scaling Windows/macOS untuk memperbesar teks.
b. Input Lag Masih Lebih Tinggi Dibanding Monitor Gaming
Meski TV gaming sudah memiliki input lag di bawah 10ms, monitor gaming masih lebih responsif (1ms5ms).
Bisa mengganggu performa di game kompetitif seperti Valorant atau CS2.
Solusi:
Aktifkan Game Mode untuk mengurangi pemrosesan gambar.
Pilih TV dengan refresh rate 120Hz+ dan HDMI 2.1.
c. Ukuran Terlalu Besar untuk Meja Kecil
TV 55inch membutuhkan jarak pandang minimal 1,52 meter agar nyaman.
Tidak cocok untuk meja kerja standar (6080cm).
Solusi:
Gunakan arm mount atau wall mount untuk mengatur jarak.
Pertimbangkan TV 4048 inch jika meja terbatas.
4. Siapa yang Cocok Menggunakan TV sebagai Monitor?
✔ Pengguna yang Membutuhkan Layar Besar:
Video editor & desainer grafis – Warna akurat & ruang kerja luas.
Gamer (khususnya singleplayer & konsol) – Visual HDR & 4K/120Hz.
Traders & multitaskers – Banyak jendela terbuka sekaligus.
❌ Pengguna yang Lebih Baik Tetap Pakai Monitor Biasa:
Competitive gamers – Butuh responsivitas maksimal.
Pengguna yang sering bekerja dengan teks kecil – Pixel density TV kurang ideal.
Pemilik ruang kerja sempit – TV besar membutuhkan jarak pandang cukup jauh.
5. Prediksi Tren TV sebagai Monitor di Masa Depan
Di tahun 2025 dan seterusnya, kita mungkin akan melihat:
TV dengan mode “Desktop Optimized” – Pengaturan khusus untuk produktivitas.
Lebih banyak TV 8K dengan PPI tinggi – Mendekati kualitas monitor.
Integrasi OS PC & Smart TV – Seperti Samsung Dex atau LG WebOS dengan dukungan mouse/keyboard lebih baik.
6. Kesimpulan: TV Bisa Jadi Alternatif Monitor, Tapi Tidak untuk Semua Orang
Penggunaan TV sebagai monitor di tahun 2025 semakin layak, terutama berkat teknologi OLED, MiniLED, refresh rate tinggi, dan input lag rendah. Namun, keputusan ini tergantung pada kebutuhan:
Jika Anda mengutamakan layar besar, HDR, dan gaming cinematic → TV adalah pilihan bagus.
Jika Anda butuh ketajaman teks, responsivitas tinggi, atau ruang terbatas → Monitor tetap lebih unggul.
Bagaimana dengan Anda? Sudah pernah mencoba menggunakan TV sebagai monitor? Share pengalamanmu di kolom komentar!